membaca banda aceh sebagai kota kolaborasi

Editor: Unknown author photo


INDONESIANEWS, Pasangan walikota/Wakil Wali Kota Illiza-Afdhal yang terpilih dalam Pilkada 2024 mengusung kota kolaborasi. Visi kota kolaborasi ini tentunya tidak dapat dibaca hanya sebatas konsep di atas kertas, tetapi juga perlu diperkuat dengan berbagai implementasinya secara massif, efektif dan efisien bagi kemajuan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.
Mendorong kemajuan masyarakat adalah nafas kolaborasi, dalam konteks ini, semua elemen kolaborasi, mulai dari praktisi, pelaku UMKM, seniman, tokoh agama, influenser dan seterusnya akan menjadikan Banda Aceh lebih adaptif menyosong kota yang ramah bagi semua kalangan.

Illiza-Afdhal dalam spirit kolaborasi

Melihat tren dan citra Kota Banda Aceh dari waktu ke waktu, dari sini terlihat ada kesinambungan dan keberlanjutan pembangunan multi sektor. Terlebih, wali kota terpilih (Illiza) pernah menjadi bagian dalam mendorong kemajuan Kota Banda Aceh.
Demikian juga hadirnya Wakil Wali Kota Banda Aceh (Afdhal), sosok yang dikenal dekat dangan generasi milenial dan para kreator generasi muda Banda Aceh akan terus membuka peluang dalam setiap agenda pembangunan Kota Banda Aceh tidak lepas dari peran dan gagasan generasi muda yang lebih jeli dalam melihat peluang masa depan. Sehingga dari komposisi latar beladang pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Illiza-Afdhal ini telah menampakkan bahwa optimisme Banda Aceh kota kolaborasi akan terwujud                                                               
Secara sosiologi, Kota Banda Aceh dihuni dan dikunjungi oleh masyarakat yang plural, majemuk yang dipengaruhi lintas budaya,daerah, suku, profesi dan agama. Kota Banda Aceh selain pusat atau ibu kota provinsi, ia juga dapat dianggap sebagai rule model tatakelola pemerintahan daerah di Aceh. Salah-satu alasannya adalah ada banyak potensi kreatif dan program inovatif yang terus bermunculan di Kota Banda Aceh.
Misalnya, Kota Banda Aceh memiliki zona wisata alam yang memukau. Tahapan selanjutnya zona wisata tersebut tentu dikemas dengan sentuhan pendekatan syariat Islam. Sehingga munculnya konsep wisata religi yang kemudian menarik perhatian wisatawan dari manca negara, terutama dari negara-negara muslim. Demikian halnya dengan tatakelola lingkungan hidup, Kota Banda Aceh terus mendorong kota yang bersih, segar dan sehat. Masih banyak potensi lainnya di Kota Banda Aceh yang perlu dikreasikan dalam mencapai visi Kota Banda Aceh sebagai kota kolaborasi.
Dengan spirit kolaborasi tersebut, Banda Aceh diprediksikan akan mengalami banjir ide, peningkatan kolaborator, partisipasi publik meningkat, demikian dengan persatuan umat. Upaya kota kolaborasi ini berpeluang menjadi stimulus bagi upaya perbaikan-perbaikan bentuk pelayanan dasar dalam menjunjung kebutuhan masyarakat Kota Banda Aceh tanpa terdiskriminasi.

Share:
Komentar

Berita Terkini