Pedagang Sumut belum Berjualan, Kangkung Hasil Budidaya Kaum Ibu Aceh Singkil Laris Manis

Editor: EDITOR author photo


Singkil | MIN - 
Pasca Idulfitri 1446 Hijriah sayuran kangkung laris manis di Kabupaten Aceh Singkil. 

Sehingga menjadi pundi rezeki bagi kaum ibu yang budidaya kangkung di kabupaten itu.


Tingginya permintaan tanaman hortikultura tersebut lantaran pedagang sayuran dari wilayah Sumatera Utara (Sumut) belum berjualan. 


Diketahui pedagang Sumut merupakan pemasok utama kebutuhan sayuran bagi warga Aceh Singkil. 


Selain itu persediaan kangkung terbatas, lantaran mayoritas sudah dipanen sebelum lebaran. 


Tak mengherankan ketika dibawa berjualan keliling langsung ludes dibeli warga. 


"Kangkung kalau ada panen saja semua," kata Ros pengepul sayuran dari petani. 



Pembudidaya kangkung menjual ke pengepul Rp 5.000 per tiga ikat. 

Per ikatnya seukuran kira-kira lengan anak. 


Sementara pengepul menjual ke konsumen Rp 2.000 per ikat.

 

"Kalau dari kami lima ribu tiga ikat," kata Yuyun kaum ibu pembudidaya kangkung, Minggu (6/4/2025). 

Terlihat kecil, sebab per ikat hanya Rp 1.600 di tingkat pembudidaya. 


Namun pembudidaya dapat mengumpulkan cuan dari budidaya kangkung ratusan ribu rupiah tiap pekannya. 


Hal itu dapat dilakukan dengan cara pengaturan pola tanam. 


Sebagai gambaran kangkung cabut yang dibudidayakan warga Aceh Singkil, bisa dipanen dalam usia 25 hari. 


Dengan pola tanam berselang sepekan, maka pembudidaya dapat panen sepekan sekali. 

Setiap pekan petani biasanya menanam per bedeng. 


Jika satu bedeng dapat menghasilkan 500 ikat dikali 1.600 per ikat. Maka pembudidaya dapat meraup Rp 800 ribu per pekan.(*)




Share:
Komentar

Berita Terkini